Powered By Blogger

Sabtu, 02 Oktober 2010

Kajang, Pesona adat di pelosok Sel Sel

Kajang, merupakan nama desa yang tak asing bagi sebagian besar masyarakat Sulawesi selatan. Kota kecamatan yang letaknya sekitar 2 jam perjalanan dari kabupaten Bulukumba, 4 jam dari kota Makassar. Pesona alam dan adatnya yang membuat banyak wisatawan asing ke daerah ini.
Di Kecamatan Kajang sendiri, terdapat beberapa desa, desa yang paling menonjol adalah desa Tana Toa, karena disinilah terdapat kawasan adat Ammatoa. Yang membuat kawasan ini terkenal adalah karena keunikan adatnya yang selalu menjalankan 3 pilar kehidupan secara turun temurun. Pilar kehidupan ini dijalankan berdasarkan ajaran “Patuntung”, yang artinya penuntun. Jika dibahasakan lagi berarti penuntun ke jalan yang benar. Pilar kehidupan yang dimaksud adalah :
1. Menghormati Turie’ A’ra’na (Menghormati Yang Berkehendak/ Tuhan)
2. Menghormati Tanah Pemberian Tuhan (Tanah Adat) dan
3. Menghormati Nenek Moyang / leluhur.
Menurut ajaran Ammatoa (Tetua adat/ orang yang dianggap suci), semua warga yang berdomisili dalam kawasan adat menggunakan pakaian hitam hitam. Pengunjung yang ingin memasuki wilayah inipun harus menggunakan pakaian hitam atau paling tidak berwarna gelap (ada tempat menyewa pakaian sebelum masuk). Pernah saya bertanya pada pemangku adat di sana tentang pakaian hitam hitam tersebut, dia mengatakan, hitam melambangkan kegelapan alam kubur, jadi pakaian hitam hitam untuk mengingatkan akan kematian. Mereka percaya, dengan selalu mengingat kematian, manusia akan selalu meminimalisir kesalahan. Pakaian hitam ini ditenun sendiri oleh masyarakat di sana dengan bahan alami dan alaat alat yang sederhana. Konon, sarung hitam yang memang asli diproduksi dari kawasan adat Kajang ini dapat dijadikan obat dengan memakainya saja atau menggosokkan pada bagian yang sakit (Wallahua’lam bissawab).
Keunikan yang lainnya jika memasuki kawasan ini adalah bentuk rumah yang sama dengan arah yang sama pula, yakni arah utara. Hal ini tentu saja untuk menjaga kebersamaan. Bahkan model dalam rumah pun sama. Rumah adat kajang tidak seperti rumah pada umumnya, karena saat masuk pertama kali, yang dijumpai adalah dapur, kemudian ruang tamu. Rumah yang saya masuki dapur dan ruang tamunya tidak bersekat. Ini juga merupakan symbol penghormatan dan keterbukaan pada tamu, yang berarti apapun yang dimakan oleh sang empunya rumah, maka tamu juga berhak memakannya.
Dalam kawasan adat, anda juga tidak dapat menemukan peralatan elektronik, seperti radio, tv, dispenser dan peralatan lainnya, karena listrik saja tidak ada. Bukan karena pemerintah tidak memperhatiakan, tapi masyarakat memang ingin menjaga agar kawasan ini benar benar alami. Untuk penerangan pada saat gelap, digunakan “sulo” semacam alat penerangan yang dibuat dari tempat bekas. Di mesjid digunakan obor. Tempat untuk makan di sana pun, banyak yang masih menggunakan daun pisang. Bahkan penduduk di sana tidak menggunakan alas kaki saat bepergian.
Masalah motret memotret, Ammatoa dan istrinya terlarang dijadikan obyek foto. Jika larangan ini dilanggar, katanya niy, bakal terjadi hal gaib atau semacamnya. Saya juga belum pernah mencobanya J.
Hal lain yang terus dijaga di sana adalah hutan lindung, yang mereka sebut hutan larangan atau tanah adat. Dikatakan tanah adat karena dianggap tanah pemberian Tuhan. Sampai sekarang, hutan adat tersebut masih terjaga, bahkan dianggap sangat keramat. (Kabar terakhir, ada beberapa tanah adat yang akan diberikan pemerintah untuk kepentingan swasta dan menjadi pertentangan pemerintah dan orang kawasan adat).
Masih ada banyak hal yang ingin saya bahas nanti, salah satuny masalah pemilihan Ammatoa, pemilihannya tidak seperti pilkada, tapi sangat unik. Nanti ya saya bahas J. Yang pastinya, setiap pelantikan Ammatoa, ada pesan yang disampaikan untuk Ammatoa yang baru :
Lambusukko nu karaeng. Pisonako nu guru.
Gattangko nu ada. Sabbarakko nusanro.
Salamakko intu ri lino sambenna ri allo ri boko
Ako jamai punna tania jamannu

Artinya : Luruslah dalam memerintah, Pasrah seperti ulama
Tegas pada aturan adat, Sabar seperti orang berilmu tinggi
Dengan begitu kau akan selamat di dunia hingga di hari akhir
Janganlah kerjakan sesuatu yang bukan pekerjaanmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar